Selamat Datang DiBlogspot PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Merangin

Sabtu, 05 Oktober 2013

Jasa Sebuah KTP



USAHAKU HANYA BERMODALKAN KTP

         PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan  berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan  dan partisipasi masyarakat.
Sosok Ibu Hermawati adalah ketua kelompok SPP Bunga Anggrek Desa Tanjung Beringin Kecamatan Tabir Barat. Ibu Hermawati bekerja sebagai tenaga pengajar di Pesantren Al Munawarah. Penghasilan Ibu Hermawati sebagai guru honor hanya Rp. 720.000/ bulan dan suaminya yang kebetulan juga guru honor ditempat yang sama berpenghasilan Rp. 720.000/bulan. Dengan penghasilan keduanya jika digabung tergolong kecil tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkan seringkali mereka berhutang ke tetangga hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Pada bulan Juni 2012 Ibu Hermawati mendapat pinjaman SPP dari PNPM Mandiri Perdesaan sebesar Rp. 2.000.000,-. Dengan modal dari pinjaman SPP inilah beliau mencoba membuka warung kecil-kecilan yang menjual manisan di depan rumahnya. Berkat kegigihan dan kesabaran beliau warungnya semakin berkembang dan barang dagangannya semakin bervariasi terutama sembako yang dapat memenuhi kebutuhan warga sekitar.  Apalagi warung yang menjual sembako atau manisan di desa Tanjung Beringin ini, baru milik Ibu Hermawati ini.
Setelah Pinjaman yang ketiga cair yaitu sebesar Rp. 5.000.000,- Ibu Hermawati memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangkan usahanya dan saat ini sudah memiliki Counter HP yang menjual pulsa. Kebetulan disekitar rumah beliau ada sedikit sinyal HP sehingga penjualan pulsanya cukup laris, bahkan warga desa-desa tetangga membeli pulsa HP di warung Ibu Hermawati.  
Ibu Hermawati yang juga  sebagai ketua kelompok Bunga Anggrek mengakui dengan adanya SPP ini sangat membantu, masyarakat, terutama dirinya sendiri. Syaratnya sangat ringan, cukup membuat kelompok yang beranggotakan minimal 7 orang, menyerahkan foto copy KTP, surat izin suami dan rekomendasi Kades, sudah bisa mengajukan proposal pinjaman SPP. 
Saat ini Ibu Hermawati sangat merasakan betapa benyaknya manfaat yang didapat dari adanya SPP ini. Menurut Beliau, sebenarnya kalau betul-betul dimanfaatkan dana SPP ini dapat meningkat ekonomi rumah tangga sehingga tidak tergantung lagi dari penghasilan suami. Tapi sayang masih ada anggota yang peminjam dana SPP yang salah memanfaatkan dana ini, sehingga terkesan tidak merubah ekonomi rumah tangga bahkan terkesan membebani mereka. Bagaimana tidak, dana yang sudah dipinjam digunakan untuk kebutuhan konsumtif, saat jatuh tempo tanggal pembayaran mereka kesulitan untuk mencari uang dan merasa terbebani. Hal seperti inilah yang menyebabkan banyak tunggakan SPP.
Ibu Hermawati merupakan sebagian kecil orang yang dianggap sukses mengelola pinjaman SPP. Pada awalnya Ibu Hermawati merasa kesulitan memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Setelah adanya Pinjaman dari dana SPP PNPM Mandiri Perdesaan ini  beliau mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga dan sekolah anak. Bahkan Ibu Hermawati mampu menyisihkan sedikit keuntungannya untuk biaya pendidikan anaknya kelak yang sekarang baru menginjak bangku kelas II SD.
Usaha Ibu Hermawati tergolong cukup maju, keuntungan yang bisa didapat bisa mencapai Rp. 120.000 perhari. Beliau berkeinginan mengembangkan usahanya menjadi toko yang lebih besar atau toko serba ada (Toserba). Cuma saat ini masih terkendala modal, sedangkan mengajukan pinjaman ke Bank banyak syarat yang tidak bisa beliau penuhi. Harapannya dengan pinjaman SPP mudah-mudahan cita-citanya ingin membuat Toserba bisa terwujud. Jika pinjaman SPP kami lunas, maka saya akan mengajukan pinjaman Rp. 8.000.000,- untuk menambah modal usaha ini.
Saya sangat bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada PNPM Mandiri Perdesaan, karena berkat adanya SPP saya bisa membuka usaha warung seperti ini. Bagaimana tidak, saya bisa mendapatkan modal usaha dengan mudah dan tidak banyak persyaratan, bunganya dan angsurannya ringan. Maklumlah kami tidak punya jaminan yang dibisa dijaminkan ke bank, kecuali KTP. Saya rasa hanya PNPM Mandiri inilah yang bisa memberikan pinjaman usaha yang hanya bermodalkan KTP. Mudah-mudahan SPP dan PNPM-MP tetap berlanjut terus, sehingga dapat membantu masyarakat miskin
Dengan cerita Ibu Hermawati ini dapat menggugah anggota kelompok SPP yang lain untuk membuat usaha dan dapat membantu suami memenuhi kebutuhan hidupnya.    
Biodata Nara Sumber :
Nama             : Hermawati
Alamat            : Desa Tanjung Beringin
Jabatan          : Ketua Kelompok SPP Bunga Anggrek
Agama           : Islam
Pekerjaan      : Tenaga pengajar Pesantren Al Munawarah
Usaha                        : Warung Manisan
Nama Suami : Mardianto
Anak               : 1. Rifa
                          2. Rofi

Kecamatan renah Pamenang punya Cerita



Beli Kulkas buat Usaha dari Dana SPP

Kelompok SPP PNPM-MP Pasar Senin Desa rasau mempunyai 20 anggota salah satunya yang bernama Ibu Dayah, beliau adalah seorang wanita yang gigih, tekun dan sabar, kehidupannya yang biasa membuatnya semakin bersemangat untuk menjalani kehidupan dizaman yang penuh modern.
Disini dia hidup dengan suami dan anaknya yang masih sekolah di MIN Desa Rasau, suaminya hanya kerja serabutan dia dipercaya oleh pihak sekolah SDN 170/VI desa Rasau untuk mengurus dan merawat gedung sekolah.


Walaupun demikian ibu Dayah tidak hanya diam saja ia memanfaatkan peluang yang baik yaitu berjualan membuka warung sekolah atau sekarang sering disebut kantin sekolah  dengan sedikit modal ia rintis warung dengan apa adanya untuk membeli makanan ringan yang disukai oleh anak-anak kecil pada umumnya. Sedikit demi sedikit ia mulai menambah jajanan yang dia beli dari warung ibu Kaseh yang tempatnya agak jauh dari rumahnya. Dia juga mempunyai ide-ide membuat makanan ringan lainnya seperti empek mini dll. Dalam pikirannya ia berniat untuk membeli buku-buku tulis dan perlengkapa sekolah lainnya agar anak-anak sekolah tidak susah untuk membeli di took yang jauh dari sekolah.
Tepikir olehnya untuk meminjam dana dari PNPM-Mandiri yang berada di Kecamatan Renah Pamenang yaitu Simpan Sinjam Perempuan. SPP tersebut ringan jasanya 1,5% per bulannya untuk penjaman awal Rp. 2.000.000,- selama 10 bulan.”ini peluang yang sangat bagus “ pikirnya Dengan mendapatkan bantuan modal dan pembinaan dalam hal cara penggunaan modal tersebut. Ia mulai membeli kulkas untuk membuat es batu yang ia pakai untuk menjual es manis yang pasti sehat.“Dan Alhamdullilah anak-anak SD banyak yang beli," ujarnya sambil melayani pembeli saat istirahat tiba.
Seiring usahanya yang terus berkembang, ibu Dayah setiap SPP yang ia pijam menambah permodalan usahanya. Dan terakhir ia mendapatkan bantuan pinjaman modal dari PNPM-MP sebanyak Rp 4.000.000 yang digunakan untuk menambah modal membeli peralatan sekolah lainnya juga makanan ringan.
Ia sangat terbantu atas pinjaman SPP ini karena dengan begitu ia sangat dimudahkan untuk semakin mengembangkan warungnya dengan cicilan yang ringan dan terjangkau olehnya.(By : Rhisma)

KESIMPULAN

Dari kisah sukses yang terungkap di atas, ada banyak hal yang menarik yang dapat menjadi pembelanjaran bagi yang ingin melakukan wirausaha. Antara lain untuk memulai usaha tidak perlu dengan modal yang besar, Ibu Dayah memulai usahanya hanya dengan Modal Rp. 2.000.000,- dari SPP PNPM-MP tetapi dengan kerja keras dan ketekunannya usahanya terus berkembang hingga saat sekarang ia bias memnuhi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anaknya, bahkan bisa menyisihkan uangnya untuk modal kembali.





Halte Informasi

“WUJUD HALTE INFORMASI  SEBAGAI APLIKASI PRINSIP TRANSPARANSI DAN PARTISIPASI”

Oleh: Toni Suherman
FK Tabir Ulu

      
      Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan mempunyai prinsip atau nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun tidakan yang akan diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan.
       Nilai-nilai dasar tersebut diyakini mampu mendorong terwujudnya tujuan PNPM Mandiri Perdesaan. Prinsi-prinsip itu meliputi: Bertumpu pada pembangunan manusia, Otonomi, Desentralisasi, Berorientasi pada masyarakat miskin, Partisipasi, Kesetaraan dan keadilan gender, Demokratis, Transparansi dan Akuntabel, Prioritas dan Keberlanjutan.
       Secara khusus pada tulisan Good Practise kali ini, penulis akan menyajikan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan wujud Halte Informasi atau Papan Informasi (PI) sebagai aplikasi prinsip transparansi dan partisipasi yaitu:
  •  Prinsip Transparansi dan Akuntabel. Pengertian prinsip transparansi dan akuntabel adalah masyarakat memiliki akses terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal, maupun administratif.
  •  Partisipasi. Prngertian prinsip partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materill.
      Selain melalui pertemuan-pertemuan lansung dengan masyarakat, pelaku PNPM Mandiri Perdesaan didorong untuk melakukan sosilaisasi dan penyebaran informasi melalui media-media informasi lainnya. Dewasa ini, cukup banyak media informasi yang berkembang di masyarakat dan dapat digunakan sebagai media penyebarluasan informasi, baik media informasi tradisional maupun modern. Beberapa media informasi yang dapat digunakan adalah: Media visual yang meliputi papan informas, poster, spanduk, buletin, surat kabar, situs web/ blog, dan sebagainya serta Media audio yang meliputi radio komunitas, radio publik atau pemerintah dan radio komersil atau swasta, dan dapat juga dilakukan melalui Media alternatif lainnya melalui pameran dan bazaar, pentas seni-budaya, pekan olah-raga dan kesenian, perpustakaan, buku-buku, laporan, materi cetakan seperti brosur/leaflet/flipchart dan sebagainya.

Wujud Halte Informasi
      Papan Informasi (PI) merupakan tempat untuk menempelkan informasi yang perlu diketahui masyarakat. Selain sebagai sarana informasi, PI juga merupakan sarana pembelajaran (edukasi) prinsip transparansi dan akuntabilitas bagi masyarakat dan pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan Tabir Ulu, terdapat 2 (dua) Papan Informasi tingkat kecamatan yang berlokasi di Kantor UPK dan Kantor Camat serta terdapat sebanyak 12 (dua belas) unit Papan Informasi yang tersebar di 6 (enam) desa dengan jumlah masing-masing sebanyak 2 (dua) unit per-desa, dari 2 (dua) unit papan infomasi yang terdapat di desa tersebut, 1 (satu) diantaranya pada masing-masing desa telah dirubah wujud dalam bentuk Halte Informasi yang dikelola secara partisipatif, artinya masyarakat dan aparat maupun pelaku PNPM Mandiri Perdesaan ditingkat desa tidak hanya memposisikan diri sebagai ‘penikmat’ atau konsumen dari Papan Informasi, tetapi juga sekaligus sebagai partisipan dalam bentuk artikel maupun sumbang saran berkaitan dengan PNPM Mandiri Perdesaan maupun hal lainnya melalui sarana Kotak Pengaduan yang juga tersedia di lokasi Halte Informasi tersebut yang berfungsi sebagai media informasi partisipatif.


Melihat kegunaannya yang besar bagi masyarakat dan pelaku program, maka PI dalam Wujud Halte Informasi di Kecamatan Tabir Ulu  dikelola dan dipelihara dengan baik. Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan memastikan keberadaan Halte Informasi di setiap desa dan ketersediaan informasinya bagi masyarakat di tingkat desa, peran ini diambil oleh KPMD.
Beberapa hal menjadi perhatian di dalam pengelolaan Halte Informasi di kecamatan Tabir Ulu antara lain adalah:
  • Halte Informasi dibuat menarik perhatian dan membangkitkan rasa ingin tahu warga. Baik dari tata bentuk  dan warna Halte Informasi itu sendiri, maupun tata letak, dan ragam informasi yang disajikan.
  • Informasi yang disajikan berupa informasi mengenai kegiatan yang sedang berlansung di desa, perkembangannya, masalah yang timbul, dan informasi lain yang dapat dianggap perlu diketahui warga, seperti undangan rapat di kecamatan, arisan, pengajian, lomba-lomba atau acara lain (bila ada), dan juga buletin yang telah dibaca oleh pelaku PNPM Mandiri Perdesaan atau media cetak lain yang informasinya bermanfaat.
  • Informasi yang ditampilkan tidak harus diketik tetapi bisa juga ditulis tangan sendiri dengan rapi dan indah, atau berupa gambar-gambar menarik yang dapat mewakili informasi yang akan disampaikan.
  • Karena sifatnya untuk memberikan informasi (termasuk perkembangan tahapan dan jadwal-jadwal kegiatan), maka informasi di Halte Informasi harus selalu diperbarui secara berkala minimal sebulan sekali. Halte Informasi tidak boleh dibiarkan kosong, apalagi rusak dan tidak terurus.
  • Halte Informasi dan Informasi yang ditempel terlindung dari hujan dan terhindar dari kemungkinan dirusak/ dirobek karena penempatannya pada lokasi keramain yang strategis. Bentuk dan desain informasi diserahkan kepada pengelola Halte Informasi sesuai dengan kreasi masing-masing, asalkan menarik perhatian.
  • Halte Informasi dilengkapi dengan alamat untuk pengaduan, saran dan informasi program, berupa nomor SMS, telepon, faximile, e-mail dan website serta nomor telepon FK, FT dan PjOK.
Untuk mengantisifasi warga yang kurang memiliki minat baca atau belum dapat mebaca sama sekali maka fasilitator dan pelaku lainnya melalui kesempatan Rakor Keliling Desa bersama KPMD berkumpul di depan Halte Informasi guna menjelaskan apa yang diinformasikan dalam Halte Informasi tersebut.

Cerita Ibu-Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Tabir


                                               "BANGGA MEMAKAI KARYA SENDIRI"


Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa pelatihan menjahit memang sudah lama di tunggu oleh para ibu-ibu di Kecamatan Tabir pada umumnya dan Kelurahan Mampun pada khususnya karena semenjak berjalannya PNPM Mandiri Perdesaan dari tahun 2007 sampai dengan 2012 tidak satupun usulan dari kelompok perempuan yang berupa pelatihan menjahit pernah terdanai, akan tetapi pada tahun 2013 impian tersebut terwujud, sehingga para peserta sangat antusias untuk mengikuti pelatihan tersebut.

                   Dokumentasi Pelatihan

        
 Suasana pelatihan yang tidak terlalu formal ternyata sedikitpun tidak mempengaruhi makna dan tujuan yang akan di capai dari pelaksanaan pelatihan itu sendiri. Hal inilah yang di jumpai pada saat pelatihan menjahit di Kelurahan Mampun Kecamatan Tabir  Kabupaten Merangin yang didanai oleh dana BLM PNPM Mandiri Perdesaan Tahun anggaran 2013. Keasrian pakaian yang dikenakan para peserta pelatihan menjahit menjadi warna tersendiri yang menambah keaslian masyarakat setempat, di mana dengan memakai baju kurung dusun dan memakai sarung para peserta tetap eksis mengikuti pelatihan menjahit.
Dengan adanya pelatihan ini para peserta telah merasakan secara langsung manfaat yang mereka terima, baik itu dalam segi pengetahuan maupun dalam segi ekonomisnya. Para peserta yang selama ini tidak pernah membayangkan bisa mengoperasikan mesin jahit apalagi untuk bisa menjahit pakaian dengan adanya pelatihan ini mereka sudah bisa mengopersikan mesin jahit dan menjahit pakaian, walaupun pada awal-awal praktek menjahit banyak hal yang mengundang tawa akibat ulah dari para peserta karena baru pertama mengoperasikan mesin jahit sehingga sangat tegang dan kaku, akan tetapi dari hari-hari mereka bisa mengoperasikan secara normal.
Demikian juga dalam segi ekonomisnya mereka yang dulunya selalu harus mengeluarkan uang yang banyak untuk keperluan pakaian sehari-hari seperti pembelian dasar kain sekaligus upah dalam pembuatan dan penjahitannya, namun sekarang sedikit demi sedikit mereka sudah bisa memenuhi kebutuhan  sehari- hari mereka dengan tangan mereka sendiri yang menjahitnya sehingga mereka hanya mengeluarkan uang untuk membeli dasar kain. Hal ini telah mereka buktikan dimana dari pengakuan yang ada bahwa untuk pakaian pada saat Hari Raya Idul Fitri 1434 H kemaren mereka telah bisa menjahit pakaian mereka sendiri, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya yang tinggi.


    Foto: 2 orang Peserta mengenakan baju hasil jahitan sendiri

Para peserta pelatihan juga tidaksungkan-sungkan mengungkapkan bahwa mereka sangat bangga dan senang memakai pakaian dari hasil jahitan mereka sendiri, karena memang materi praktek dari pelatihan ini memang secara umum lebih banyak untuk keperluan ibu-ibu dan anak-anak perempuan, seperti baju kurung, baju games, celana panjang atau rok panjang. Sehingga dengan sendirinya para peserta sangat serius mengikuti pelatihan yang ada.
Dengan berbekal pengetahuan yang telah didapati dari pelatihan ini para peserta pelatihan sudah merasa yakin kedepannya mereka mampu untuk memenuhi kebutuhan pakaian dengan menjahit sendiri tentunya secara tidak langsung akan menekan angka pengeluaran keluarga dalam hal pemenuhan kebutuhan pakaian, bahkan kalau bisa untuk lebih dikembangkan dan bisa menjadi salah satu sumber penambah pendapatan keluarga.
Ucapan terimakasihpun disampaikan terhadap PNPM Mandiri Perdesaan yang telah memberikan kesempatan kepada mereka untuk bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang tak ternilai harganya.
Peserta Pelatihan Menjahit PNPM Mandiri Perdesaan
Kelurahan Mampun


PENGADUAN PNPM MANDIRI PERDESAAN

Via Web : Klik Disini
Via SMS, Kirim Ke : 0821 1210 9495 / 0857 1030 1234
Via Email : pengaduan@ppk.or.id atau pengaduan@nmc.ppk.or.id
Via Surat : Komp. Bungur Indah No.1 Jl.Bungur, Kemang Utara Jakarta Selatan 12730

Dapat Juga Melalui Fasilitator Kabupaten merangin
Iwan Joni HS : 085378628717
Adiarta : 08127431159
Bayu Pramono : 085211566898

Untuk dapat segera ditindaklanjuti pengaduan yang disampaikan melalui sms, email maupun website ini hendak nya menyertakan beberapa informasi yang relevan dan lengkap, seperti nama program, lokasi dan pelaku yang diadukan

Terima Kasih.

Entri Populer